Clixsense

Kamis, 25 Februari 2016

BODY LANGUAGE PENUNJANG PENAMPILAN PRIBADI



Bahasa Tubuh mempengaruhi penampilan yang tentunya memiliki beberapa syarat penting sehingga sangat berpengaruh dan berdampak dalam pencapaian kinerja pribadi maupun klompok organisasi. Penampilan atau Grooming merupakan bagian dari pelayanaan pelanggan yang perlu dicermati dan disikapi secara komprehensif.
Komponan utama penampian pribadi (Personal Grooming) adalah tubuh dan wajah bagian dari kebersihan pribadi (Personal Hygiene) serta seragam dan pelengkap sebagai bagian dari Etika Berpakaian.




Setelah memiliki penampilan yang pantas dan sesuain dengan etika berpakaian yang baik, selanjutnya seorang profesional  juga perlu membenahi bahasa tubuh / body language dalam pelayanan pelanggan khususnya.
1.      Sikap Tubuh yang baik :
-          Berdiri tegak namun bahu rileks ( santai )
-          Duduk agak kedepan, sopan dan bagi wanita paha tertutup
-          Jalan tidak tergesa-gesa dan langkah teratur
-          Gerak- gerik sopan dan tidak bermalas-malasan

2.      Sikap tubuh yang perlu dihindari :
-          Postur tubuh bermalas-malasan
-          Sering menutup mulut
-          Menyilangkan kaki

SIKAP TUBUH PENUNJANG PENAMPILAN DIRI

Yang perama kali dinilai oleh khayalak adalah “PENAMPILAN KITA” misalnya : CARA BERJALAN, CARA BERDIRI DAN BERGERAK/BERJALAN.


1.      Sikap duduk yang benar
·         Duduk dengan sipan, kedua kaki saling bersebelajan dan tangan diletakkan di pangkuan. Boleh menyandarkan punggung, asal jangan bersandar denga n sikap malas.
·         Hindari duduk dengan menyelonjorkan kaki di hadapan orang yang lebih tua yang kita “hormati” hindari penumpangan kaki.
·         Apabila pada acara “kenduri, selamatan, pelayatan” dan maka harus duduk dilanai beralaskan tikar/karpet, sebaiknaya duduklah “bersimpuh” atau “duduk diatas kedua tumit” bila memakai rok pendek dan tas, atau majalah dapat diletakkan dipangkuan agar bagian paha tidak tampak.
·         Pakaian tradisional, sarung dan kain panjang duduk bersila / bersimpuh.
·         Hindari duduk berselonjor dengan kedua kaki kedepan.
·         Pada saat duduk, juka tas berukuran besar, letakkan dibelakang atau letakkan dibawah sebelah kaki kiri, namun ada baiknya tas dipangku. Hindari meletakkan tas di meja ataau menarik kursi hanya utuk tas.
·         Sekarang banyak dijual hanging bag yang bisa cangklongkan di pinggiran meja untuk mengampu tas, di sebelah kiri posisi duduk.
2.      Cara duduk yang benar :
·         Jika hendak duduk, duduklah dahulu di ujung kursi, kemudian bergeser ke belakang.
·         Pada waktu kembali berdiri, bergeser kedepan dahulu baru berdiri.
·         Pakailah otot paha untuk berdiri, dibantu sekedarnya oleh tekanan kedua tangan yang diletakkan di ujung kursi.

3.      Cara berdiri yang baik :
·         Hindri berdiri dengan “bertolak pinggang”, baik di barat maupun di timur, sikap bertolak pinggang dianggap kurang sopan.
·         Jika berdiri, hindari bersandar pada meja ataupun dinding, tangan tidak bersilang dada atau dimasukkan kedalam saku.
·         Sekali-kali tangan boleh digunakkan sebagai “aksentuasi”.
·         Berdirilah apabila dipeskenalkan atau berjabat tangan denga orang yang lebih tua, yanglebih tinggi kedudukannya atau yang dihormati.
·         Bediri pada waktu lagu kebangasaan kita di perdengarkan, dan setiap lagu kebangsaan negara lain harus “dihormat”.
·         Apabila harus antre patuhilah “budaya antree”.

4.      Cara berjalan :
·         Langkahkan kaki pada jalur khayal lurus, tidak mengangkang atau berlenggak-lenggok, tangan ikut bergerak dengan wajar, panangan lurus kedepan. Kaki hendaknya diangkat, tidak diseret.
·         Bila lewat tepat depan seseorang yang berusia lanjut, bungkukkan badan dan kepala, sebagai tanda hormat, dan ucapkan kata “permisi/maaf”.
·         Jika harrus melewati deretan bangku di dalan bioskop, kita lewat menghadap layar, tetapi jika layar cukup lebar boleh berlalu dengan membelakangi layar.

Perlu diingat bahwa kita dapat merubah bahsa tubuh yang kurang baik, tentu saja kita memahami bahwa untuk menciptakan kebiasaan yang baru memerlukan sebuah proses. Jangan juga mencoba melakukan semua dengan sekaligus karena akan membuat bingung dan penat. Fokus saja pada 2-3 bahasa tubuh yang menjadi proritas dan perbaiki terus menerus selama 3-4 minggu. Setelah waktu tersebut akan menciptakan suatu kebiasaan yang baru. Kemudian dapat melanjutkannya lagi untuk 2-3 bahasa tubuh berikutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar